DAFTAR ISI
Daftar isi
BAB I PEMBAHASAN
A. Rasional................................... 1
B.
Pengerian keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan 1
C.
Peran guru daam mengajar kelompok kecil dan
perorangan 3
D.
Karakteristik mengajar kelompok kecil dan perorangan 4
E.
Komponen-komponen keterampilan mengajar kelompok
kecil dan perorangan................................. 4
1.
Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi 4
2.
Keterampilan mengorganisasi.............. 5
3.
Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar 5
4.
Keterampilan merencanakan dan melaksanakan belajar
mengajar 6
F.
Keterampilan pembelajaran perorangan....... 7
G.
Kelebihan dan kekurangan mengajar kelompok kecil dan
perorangan
a.kelebihan................................ 8
b. kekurangan.............................. 9
H.Lembaran observasi keterampilan
mengajar keompok kecil 10
I.Lembar observas keterampilan
mengajar perorangan 12
DAFTAR RALAT.................................. 14
DAFTAR.FUSTAKA
KETERAMPILAN
MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN
A.
Rasional
Akhir-akhir ini telah dikembangkan usaha
meningkatkan peranan anak didik dan mengurangi peranan guru dalam proses
interaksi edukatif yang terkenal dengan nama “cara belajar siswa aktif” (CBSA).
Salah satu cara dari sekian banyak cara untuk meningkatkan kadar CBSA, adalah
dengan mengembangkan keterampilan mengajar.
Kelompok kecil dan perorangan. Keterampilan ini akan
meningkatkan pemahaman guru dan anak didik yang terlibat, juga pemahaman dalam
mengorganisasi proses interaksi edukatif. Hubungan interpesonal dan sosial, dan
mengorganisasi adalah hal yang penting untuk menyukseskan mengajar kelompok
kecil dan perorangan. Karena itu guru harus memiliki keterampilan melakukan
hubungan antar pribadi, bila ingin mengaplikasi keterampian mengajar kelompok
kecil dan perorangan.
B.
Pengertian keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan
Pengertian
keterampilan adalah keterampilan yaitu kemampuan untuk menggunakan akal fikiran
ide dan kreativitas dalam mengerjakan, mengubah atau pun membuat sesuatu lebih
bermakna sehingga menghasilkan sebuah nilai dari hasil perkejaan tersebut[1]
Keterampilan
mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah kemampuan
guru/instruktur/widyaiswara dalam mengembangkan terjadinya hubungan
interpersonal yang sehat dan akrab antara guru siswa, maupun antara siswa dan
siswa, baik dalam kelompok kecil maupun perorangan.[2]
Pengelompokan
anak didik dalam proses interaksi edukatif merupakan pembentukan organisasi
sosial dalam pengajaran. Ada tiga cara pengelompokan yang dapat yang dapat
dilakukan, yaitu :
a.
Atas dasar tugas-tugas khuus;
b.
Atas dasar dinamika proses kelompok diantara anak
didik; dan
c.
Atas dasar pengalaman pembentukan kelompok yang
telah dilakukan oleh guru dengan anak didik sebagai kelompok kerja.[3]
Menurut Dadang Sukiman dan Mamad Kusmad,didalam
bukunya Pembelajaran Mikro Mengajar
kelompok kecil dan perorangan adalah salah satu cara yang dapat dilakukan oeh
guru untuk dapat memfasilitasi sistem pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa
baik secara klasifikasi maupun individu[4] keteramilan mengajar
kelompok kecil dapat dilakukan dengan :
a.
Mengembangkan keterampilan dalam mengorganisasian
dengan memberikan motivasi dan membuat variasi dalam pemberian tugas
b.
Membimbing dan memudahkan belajar, yang mencangkup
penguatan, proses awal, supervisi, dan intraksi pembelajaran
c.
Perencanaan penggunaan ruangan
d.
Pemberian tugas yang jelas, menantang dan menarik[5]
Mengajar kelompok kecil dan perorangan diartikan
sebagai perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar yang hanya melayani 3-8
siswa untuk kelompok kecil, dan hanya seorang untuk perorangan. Pada dasarnya
bentuk pengajaran ini dapat dikerjakan dengan membagi kelas dalam
kelompok-kelompok yang lebih kecil
C.
Peran guru dalam pembelajaran kelompok kecil dan
perorangan
Dalam
pengajaran kelopok kecil dan perorangan, guru berperan sebagai :
a.
Organisator kegiatan belajar mengajar
b.
Sumber informasi bagi siswa
c.
Pendorong bagi siswa untuk belajar[6]
d.
Orang yang mendiagnosa kesulitan siswa serta
memberikan bantuan yang sesuai dengan kebutuhan siswa
e.
Penyedia materi dan kesempatan belajar bagi siswa
f.
Peserta kegiatan yang mempunyai hak dan kewajiban
yang sama seperti siswa yang lainnya, ini berti guru ikut menyumbangkan
pendapatnya untk memecahkan masalah atau mencari kesepakatan bersama sebagai
mana siswa lain melakukannya.[7]
D.
Kaakteristik mengajar kelompok kecil dan perorangan
ciri-ciri mengajar kelompok kecil dan perorangan antara lain sebagai
berikut :
a.
Mempunyai keanggotaan yang jelas
b.
Ada kesadaran kelompok
c.
Mempunyai tujuan yang sama
d.
Saling bergantung dalam memenuhi kebutuhan
e.
Ada interaksi dan komunikasi antara anggota
f.
Ada tindakan bersama[8]
E.
Komponen-komponen keterampilan
Komponen ketarampilan yang digunakan adalah
keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, keterampilan mengorganisasi,
keterampilan membimbing dan memudahkan belajar dan keterampilan merencanakan
dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar[9]
1.
Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi
Adalah terjadinya hubungan yang sehat dan akrab atara guru dengan siswa,dan
siswa dengan siswa.keterampilan seperti ini hanya bias dilakukan apabila guru
memiliki keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi.pendekatan ini dapat
dilakkan dengan cara:
a.
Menunjukan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan dan perilaku siswa
b.
Mendengar dengan penuh rasa simpati gagasan yang dikemukakan siswa
c.
Merespon secara positif pendapat siswa
d.
Membangun hubungan rasa saling mempercayai
e.
Menunjukan kesiapan untuk membantu siswa
f.
Menunjukan kesediaan untuk menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian.
g.
Berusaha mengendalikan situasi agar siswa merasa aman,terbantu,dan mampu
menemukan pemecahan masalah yang dihadapi[10]
2.
Keterampilan mengorganisasi
Selama kegiatan kelompok kecil atau perseorangan
berlangsung, guru berperan sebagai organisator yang mengatur dan memonitor
kegiatan dari awal sampai akhir. Dalam hal ini guru memerlukan keterampilan
sebagai berikut.
a.
Memberikan orientasi umum tentang tujuan dan tugas
yang akan dilakukan
b.
Memvariasikan kegiatan yang mencangkup penyediaan
ruangan, peralatan, dan cara melaksanakannya.
c.
Membentuk kelompok yang tepat
d.
Mengoordinasikan kegiatan
e.
Membagi perhatian kepada berbagai tugas da kebutuhan
siswa
f.
Mengakhiri kegiatan dengan laporan hasil yang
dicapai oleh siswa
3.
Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar
Keterampilan ini memungkinkan gur membantu siswa
untuk maju tanpa mengalami frustasi. Hal ini dapat dicapai bila guru memilki keterampilan
sebagai berikut
a.
Memberikan penguatan yang merupakan dorongan yang
penting bagi siswa untuk maju
b.
Mengembangkan supervisi proses awal yakni sikap
tanggap guru terhadap siswa baik individu maupun kelompok yang memungkinkan
guru mengetahui apakah segala sesuatu berjalan lancar sesuai dengan yang
diharapkan
c.
Mengdakan supervisi proses lanjut yang memusatkan
perhatian pada penekanan dan pemberian bantuan ketika kegiatan berlangsung.
d.
Mengadakan supervisi pemaduan yang memusatkan
perhatian pada penilan pencapaian tujuan dari berbagai kegiatan yang dilakuan
dalam rangka menyiapkan rangkuman dan pemantapan sehingga siswa saling belajar
dan memperolah wawasan yang menyeluruh. Ini dilakukan dengan mendatangi
kelompok, menilai kemajuannya, dan menyiapkan mereka untuk mengikuti kegiatan
akhir cara yang efektif. Untuk maksud ini ialah mengingatkan siswa akan waktu
yang masih tersisa untuk menyelesaikan tugas, misalnnya, “waktu tinggal 15
menit lagi. Pukul 10.15 semua kelompok harus sudah siap dengan laporannya.”
4.
Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan
belajar mengajar
Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan
belajar mengajar mencangkup :
a.
Membantu siswa menetapkan tujuan pelajaran dan
menstimulasi siswa untuk mencapai tujuan tersebut.
b.
Merencanakan kegiatan mengajar bersama siswa yang
mencangkup kreteria keberhasialan, langkah-langkah kerja, waktu, serta kondisi
belajar
c.
Bertindak dan berperan sebagai penasehat bagi siswa
bila diperlukan
d.
Membantu siswa menilai pencapaian dan kemajuannya
sendiri. Ini berarti memberi kesempatan kepada siswa untuk memperbaiki dirinya
sendiri yang merupakan kerja sama guru dengan siswa dalam situasi pendidikan
yang manusiawi.[11]
F.
Keterampilan pembelajaran perseorangan
pembelajaran
perseorangan atau individual adalah pembelajaran yang paling humanis untuk
memenuhi kebutuhan dan interes siswa. Walaupun untuk kondisi pendidikan di
indonesia sangat jarang dilakukan. Namun, pada hakikatnya guru dapat
melakukannya, biar pun pembelajaran dilakukan secara klasikal, namun sentuhan
sentuhan tatap individual. Guru dapat melakukan variasi, bimbingan, dan
penggunaan media pembelajaran dalam rangka memberikan senntuhan kebutuhan
individual. Pembelajan ini tarjadi bila jumlah siswa yang dihadapi oleh guru
jumlahnya terbatas, yaitu antara dua sampai delapan orang untuk kelompok kecil,
dan seorang untuk perseorangan. Hakikat pembelajaran perseorangan adalah :
a.
Terjadinya hubungan interpesonal antara guru dengan
siswa dan juga siswa dengan siswa.
b.
Siswa belajar sesuai dengan kecepeta dan kemampuan
masing-masing.
c.
Siswa
mendapat bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya, dan
d.
Siswa dilibatkan dalam perencanaan kegiatan
pembelajaran.[12]
Dalam praktek pengajaran, prinsip individualitas
bisa digunakan guru dalam bebarapa cara, antara lain memberi tugas-tugas
individual kapada pelajar agar belajar secara mandiri sesuai dengan caranya
sendiri. Guru membuat kelompok-kelompok belajar atas dasar kemampuan pelajar
yang relatif sama, menerapkan cara belajar tuntas, mengembangkan proses belajar
mandiri seperti dengan modul, memberi kesempatan kepada pelajar untuk melakukan
kebebasan belajar, sehingga pelajar bebas mempelajari bahan sesuai dengan
kemauan dan kepentingannya[13]
G.
Kelebihan dan kekerungan mengajar kelompok keccil
dan perorangan
a.
Kelebihan
1. Dalam proses mengajar ini
memungkinkan penyerapan pelajaran pada setiap siswa dapat lebih maksimal.
- Guru dapat lebih mudah melakukan pendekatan pada setiap masing-masing siswa sehingga guru dapat memahami karakter masing-masing siswa, jadi guru lebih mudah menentukan metode pembelajaran yang cocok untuk siswa.
b. Kekurangan
1. Pengembangan informasi kurang luas
karena keterbatasan siswa.
- Kurangnya motivasi siswa dalam bersaing karena variasi karakter siswa terbatas.
- Kurangnya jiwa social pada siswa.[14]
H.
Lembaran Observasi keterampilan mengajar kelompok
kecil dan perorangan
a.
Contoh Observasi keterampilan mengajar kelompok
kecil
Nama
Guru :.............
Beri tanda √ pada komponen-komponen keterampilan
sesuai dengan petunjuk diatas!
1.
Tandai keterampilan pengorganisasian yang anda amati
!
a. memberi orientasi
b. membuat variasi tugas
c. mengoordinasi
d. membagi perhatian
e. mengkulbinasikan
f.
menutup
2. tandai keterampilan membimbing
dan memudahka belajar yang anda amati !
a. memberi penguatan
b. supervisi proses awal
c. supervisi proses lanjut
1. interaksi
2. tutoring ( memberi bantuan tambahan)
3. memimpin diskusi
4. sebagai katalisator
d. supervisi pemanduan
3. apakah terdapat rencana yang memadai pada :
a.
penggunaan ruangan
b. penggunaan
alat-alat
c.
penggunaan sumber
d. gerakan
peserta didik
e. gerakan
guru
bila ya, beri tanda √ pada kolom tersebut.
4. apakah
tugas
a. diarahkan dengan jelas
b. menarik dan mnantang
c. bertingkat
d.
menyediakan kesempatan bagi peserta didik untuk ikut serta merencanakan
......,.............
Pengamat,
( ............... )[15]
b.
Contoh lembar observasi keterampilan mengajar
perorangan
Nama Claon/guru : hari/tanggal :
Bidang studi : sekolah :
Pokok bahasan : kelas :
No.
|
Komponen keterampilan
|
Tanda V
|
1.
|
Berkomunikasi
antar pribadi
a. Menunjukkan
kehangatan
b. Menunjukkan
kepekaan
c. Mendengarkan
d. Merespons
e. Mendukung
f. Mengerti
perasaan
g. Menangani
emosi siswa
|
..............
..............
..............
..............
..............
..............
..............
|
2.
|
Merencanakan
dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar
a. Menetapkan
tujuan
b. Merencanakan
kegiatan
c. Memberi
nasehat
d. Membantu
menilai
|
..............
..............
..............
..............
|
3.
|
Rencana
a. Kegiatan
setiap orang
b. Penyediaan
alat
c. Penyediaan
sumber
d. Cara
membantu siswa
|
..............
..............
..............
..............
|
4.
|
Cara
pendekatan guru
a. Menyenagkan
b. Menantang
siswa berpikir
c. Mendorong
siswa berpendapat
d. Mendorong
siswa menyelesaikan tugas
|
..............
..............
..............
..............
|
Pengamat,
..............[16]
DAFTAR FUSTAKA
Abd. Majid, Belajar dan
pembelajaran, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2012
Conny Semiawan,dkk,Pendekatan Keterampilan Proses,jakarta:PT Gramedia, 1992
Depertemen
Agama RI, Metodologi Pendidikan Agama
Islam, Jakarta : Derektorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 2001
Djamarah Syaiful Bahri, Guru
dan anak didik dalam interaksi edukatif suatu pendekaan psikis psikologi, Jakarta
: PT. Rineka Cipta, 2005
Hasibuan
dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar,
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2009
Isjoni,
Pembelajaran Kooperatif, Yogyakarta :
pustaka pelajar, 2009
Rohani
Ahmad, pengelolaan pengajaran, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2010
Rusman, Model-model pembelajaran
mengEmbangkan propesionalisme guru,Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
Sadirman
, interaksi dan motivasi belajar mengajar,
Jakarta : rajawali pers, 2011
Sukiman Dadang dan Kusmad Mamad, Pembelajaran Mikro, Bandung : Upi press, 2008,
Supriadie Didi dan Darmawan Deni, komunikasi pembelajaran, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2012
Udin.
S. Winatapura,dkk, Strategi belajar
mengajar, Jakarta : Universitas Terbuka, 2007
Usman
Uzer, menjadi guru prepesional,
Bandung : PT. Remaja Persadakarya, 2008
Wardani, dkk. Pembinaan
Kompetensi Guru Matematika, Jakarta : Universitas Terbuka, 2001
https://areknerut.wordpress.com/2013/01/01/1018/
[1] Sadirman
, interaksi dan motivasi belajar mengajar,(Jakarta
: rajawali pers, 2011)Hal 211
[2]
Drs. Didi Supriadie. M. Pd dan Dr. Deni
Darmawan. Spd. M. Si, komunikasi
pembelajaran, ( Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2012) hlm. 158
[3]
Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag, Guru
dan anak didik dalam interaksi edukatif suatu pendekaan psikis psikologi, (
Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2005) hlm.
163-164
[4]
Dadang Sukiman dan Mamad Kusmad, Pembelajaran
Mikro, ( Bandung : Upi press, 2008) hlm. 215
[5] Drs.
Isjoni, Pembelajaran Kooperatif (
Yogyakarta : pustaka pelajar, 2009 ) hlm. 14-15
[6]
H. Udin. S. Winatapura,dkk, Strategi
belajar mengajar, ( Jakarta : Universitas Terbuka, 2007) hlm. 8.56
[7]
DRS. J.J. Hasibuan, Dip.Ed. dan DRS. Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2009)
hlm. 77
[8]
Wardani, dkk. Pembinaan Kompetensi Guru
Matematika, ( Jakarta : Universitas Terbuka, 2001 ), hlm. 5.34
[9] Abd.
Majid, Belajar dan pembelajaran, (
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2012). Hlm. 302
[10]
Semiawan Conny,dkk,Pendekatan
Keterampilan Proses,(jakarta:PT Gramedia 1992), hal. 98
[11]
Drs. Moh. Uzer Usman, menjadi guru
prepesional, ( Bandung : 2008, PT. Remaja Persadakarya ) hlm. 106 - 107
[12] Dr.
Rusman, M.Pd, Model-model pembelajaran
menegmbangkan propesionalisme guru, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, ) hlm. 91
[13]
Depertemen Agama RI, Metodologi
Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Derektorat Jendral Pembinaan Kelembagaan
Agama Islam,2001) hlm. 87
[14] https://areknerut.wordpress.com/2013/01/01/1018/
[15]
Drs. Ahmad Rohani HM., M.Pd, pengelolaan pengajaran, ( Jakarta : PT. Rineka
Cipta 2010) hlm. 270-271
[16] Op.Cit.
Drs. Moh. Uzer Usman. Hlm. 118
Tidak ada komentar:
Posting Komentar