Senin, 16 Februari 2015

MAKALAH KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN




DAFTAR ISI
Daftar isi
BAB I PEMBAHASAN
A. Rasional................................... 1
B. Pengerian keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan 1
C. Peran guru daam mengajar kelompok kecil dan perorangan    3
D. Karakteristik mengajar kelompok kecil dan perorangan 4
E. Komponen-komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan................................. 4
1. Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi 4
2. Keterampilan mengorganisasi.............. 5
3. Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar    5
4. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan belajar mengajar 6
F. Keterampilan pembelajaran perorangan....... 7
G. Kelebihan dan kekurangan mengajar kelompok kecil dan perorangan
a.kelebihan................................ 8
b. kekurangan.............................. 9
H.Lembaran observasi keterampilan mengajar keompok kecil     10
I.Lembar observas keterampilan mengajar perorangan 12
DAFTAR RALAT.................................. 14
DAFTAR.FUSTAKA

KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL DAN PERORANGAN
A.  Rasional
Akhir-akhir ini telah dikembangkan usaha meningkatkan peranan anak didik dan mengurangi peranan guru dalam proses interaksi edukatif yang terkenal dengan nama “cara belajar siswa aktif” (CBSA). Salah satu cara dari sekian banyak cara untuk meningkatkan kadar CBSA, adalah dengan mengembangkan keterampilan mengajar.
Kelompok kecil dan perorangan. Keterampilan ini akan meningkatkan pemahaman guru dan anak didik yang terlibat, juga pemahaman dalam mengorganisasi proses interaksi edukatif. Hubungan interpesonal dan sosial, dan mengorganisasi adalah hal yang penting untuk menyukseskan mengajar kelompok kecil dan perorangan. Karena itu guru harus memiliki keterampilan melakukan hubungan antar pribadi, bila ingin mengaplikasi keterampian mengajar kelompok kecil dan perorangan.
B.  Pengertian keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
Pengertian keterampilan adalah keterampilan yaitu kemampuan untuk menggunakan akal fikiran ide dan kreativitas dalam mengerjakan, mengubah atau pun membuat sesuatu lebih bermakna sehingga menghasilkan sebuah nilai dari hasil perkejaan tersebut[1]
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah kemampuan guru/instruktur/widyaiswara dalam mengembangkan terjadinya hubungan interpersonal yang sehat dan akrab antara guru siswa, maupun antara siswa dan siswa, baik dalam kelompok kecil maupun perorangan.[2]
Pengelompokan anak didik dalam proses interaksi edukatif merupakan pembentukan organisasi sosial dalam pengajaran. Ada tiga cara pengelompokan yang dapat yang dapat dilakukan, yaitu :
a.    Atas dasar tugas-tugas khuus;
b.    Atas dasar dinamika proses kelompok diantara anak didik; dan
c.    Atas dasar pengalaman pembentukan kelompok yang telah dilakukan oleh guru dengan anak didik sebagai kelompok kerja.[3]
Menurut Dadang Sukiman dan Mamad Kusmad,didalam bukunya Pembelajaran Mikro Mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah salah satu cara yang dapat dilakukan oeh guru untuk dapat memfasilitasi sistem pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa baik secara klasifikasi maupun individu[4] keteramilan mengajar kelompok kecil dapat dilakukan dengan :
a.    Mengembangkan keterampilan dalam mengorganisasian dengan memberikan motivasi dan membuat variasi dalam pemberian tugas
b.    Membimbing dan memudahkan belajar, yang mencangkup penguatan, proses awal, supervisi, dan intraksi pembelajaran
c.    Perencanaan penggunaan ruangan
d.    Pemberian tugas yang jelas, menantang dan menarik[5]
Mengajar kelompok kecil dan perorangan diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar yang hanya melayani 3-8 siswa untuk kelompok kecil, dan hanya seorang untuk perorangan. Pada dasarnya bentuk pengajaran ini dapat dikerjakan dengan membagi kelas dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil

C.  Peran guru dalam pembelajaran kelompok kecil dan perorangan
Dalam pengajaran kelopok kecil dan perorangan, guru berperan sebagai :
a.  Organisator kegiatan belajar mengajar
b.  Sumber informasi bagi siswa
c.  Pendorong bagi siswa untuk belajar[6]
d.  Orang yang mendiagnosa kesulitan siswa serta memberikan bantuan yang sesuai dengan kebutuhan siswa
e.  Penyedia materi dan kesempatan belajar bagi siswa
f.  Peserta kegiatan yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama seperti siswa yang lainnya, ini berti guru ikut menyumbangkan pendapatnya untk memecahkan masalah atau mencari kesepakatan bersama sebagai mana siswa lain melakukannya.[7]
D.  Kaakteristik mengajar kelompok kecil dan perorangan
ciri-ciri mengajar kelompok kecil dan perorangan antara lain sebagai berikut :
a.  Mempunyai keanggotaan yang jelas
b.  Ada kesadaran kelompok
c.  Mempunyai tujuan yang sama
d.  Saling bergantung dalam memenuhi kebutuhan
e.  Ada interaksi dan komunikasi antara anggota
f.  Ada tindakan bersama[8]

E.  Komponen-komponen keterampilan
Komponen ketarampilan yang digunakan adalah keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, keterampilan mengorganisasi, keterampilan membimbing dan memudahkan belajar dan keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar[9]
1.  Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi
Adalah terjadinya hubungan yang sehat dan akrab atara guru dengan siswa,dan siswa dengan siswa.keterampilan seperti ini hanya bias dilakukan apabila guru memiliki keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi.pendekatan ini dapat dilakkan dengan cara:
a.    Menunjukan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan dan perilaku siswa
b.    Mendengar dengan penuh rasa simpati gagasan yang dikemukakan siswa
c.    Merespon secara positif pendapat siswa
d.    Membangun hubungan rasa saling mempercayai
e.    Menunjukan kesiapan untuk membantu siswa
f.    Menunjukan kesediaan untuk menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian.
g.    Berusaha mengendalikan situasi agar siswa merasa aman,terbantu,dan mampu menemukan pemecahan masalah yang dihadapi[10]

2.  Keterampilan mengorganisasi
Selama kegiatan kelompok kecil atau perseorangan berlangsung, guru berperan sebagai organisator yang mengatur dan memonitor kegiatan dari awal sampai akhir. Dalam hal ini guru memerlukan keterampilan sebagai berikut.
a. Memberikan orientasi umum tentang tujuan dan tugas yang akan dilakukan
b. Memvariasikan kegiatan yang mencangkup penyediaan ruangan, peralatan, dan cara melaksanakannya.
c. Membentuk kelompok yang tepat
d. Mengoordinasikan kegiatan
e. Membagi perhatian kepada berbagai tugas da kebutuhan siswa
f. Mengakhiri kegiatan dengan laporan hasil yang dicapai oleh siswa
3.  Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar
Keterampilan ini memungkinkan gur membantu siswa untuk maju tanpa mengalami frustasi. Hal ini dapat dicapai bila guru memilki keterampilan sebagai berikut
a. Memberikan penguatan yang merupakan dorongan yang penting bagi siswa untuk maju
b. Mengembangkan supervisi proses awal yakni sikap tanggap guru terhadap siswa baik individu maupun kelompok yang memungkinkan guru mengetahui apakah segala sesuatu berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan
c. Mengdakan supervisi proses lanjut yang memusatkan perhatian pada penekanan dan pemberian bantuan ketika kegiatan berlangsung.
d. Mengadakan supervisi pemaduan yang memusatkan perhatian pada penilan pencapaian tujuan dari berbagai kegiatan yang dilakuan dalam rangka menyiapkan rangkuman dan pemantapan sehingga siswa saling belajar dan memperolah wawasan yang menyeluruh. Ini dilakukan dengan mendatangi kelompok, menilai kemajuannya, dan menyiapkan mereka untuk mengikuti kegiatan akhir cara yang efektif. Untuk maksud ini ialah mengingatkan siswa akan waktu yang masih tersisa untuk menyelesaikan tugas, misalnnya, “waktu tinggal 15 menit lagi. Pukul 10.15 semua kelompok harus sudah siap dengan laporannya.”
4.      Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar
Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar mencangkup :
a. Membantu siswa menetapkan tujuan pelajaran dan menstimulasi siswa untuk mencapai tujuan tersebut.
b. Merencanakan kegiatan mengajar bersama siswa yang mencangkup kreteria keberhasialan, langkah-langkah kerja, waktu, serta kondisi belajar
c. Bertindak dan berperan sebagai penasehat bagi siswa bila diperlukan
d. Membantu siswa menilai pencapaian dan kemajuannya sendiri. Ini berarti memberi kesempatan kepada siswa untuk memperbaiki dirinya sendiri yang merupakan kerja sama guru dengan siswa dalam situasi pendidikan yang manusiawi.[11]

F.  Keterampilan pembelajaran perseorangan
pembelajaran perseorangan atau individual adalah pembelajaran yang paling humanis untuk memenuhi kebutuhan dan interes siswa. Walaupun untuk kondisi pendidikan di indonesia sangat jarang dilakukan. Namun, pada hakikatnya guru dapat melakukannya, biar pun pembelajaran dilakukan secara klasikal, namun sentuhan sentuhan tatap individual. Guru dapat melakukan variasi, bimbingan, dan penggunaan media pembelajaran dalam rangka memberikan senntuhan kebutuhan individual. Pembelajan ini tarjadi bila jumlah siswa yang dihadapi oleh guru jumlahnya terbatas, yaitu antara dua sampai delapan orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan. Hakikat pembelajaran perseorangan adalah :
a.  Terjadinya hubungan interpesonal antara guru dengan siswa dan juga siswa dengan siswa.
b.  Siswa belajar sesuai dengan kecepeta dan kemampuan masing-masing.
c.  Siswa  mendapat bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya, dan
d.  Siswa dilibatkan dalam perencanaan kegiatan pembelajaran.[12]
Dalam praktek pengajaran, prinsip individualitas bisa digunakan guru dalam bebarapa cara, antara lain memberi tugas-tugas individual kapada pelajar agar belajar secara mandiri sesuai dengan caranya sendiri. Guru membuat kelompok-kelompok belajar atas dasar kemampuan pelajar yang relatif sama, menerapkan cara belajar tuntas, mengembangkan proses belajar mandiri seperti dengan modul, memberi kesempatan kepada pelajar untuk melakukan kebebasan belajar, sehingga pelajar bebas mempelajari bahan sesuai dengan kemauan dan kepentingannya[13]
G.  Kelebihan dan kekerungan mengajar kelompok keccil dan perorangan
a.  Kelebihan
1. Dalam proses mengajar ini memungkinkan penyerapan pelajaran pada setiap siswa dapat lebih maksimal.
  1. Guru dapat lebih mudah melakukan pendekatan pada setiap masing-masing siswa sehingga guru dapat memahami karakter masing-masing siswa, jadi guru lebih mudah menentukan metode pembelajaran yang cocok untuk siswa.
b.  Kekurangan
1. Pengembangan informasi kurang luas karena keterbatasan siswa.
  1. Kurangnya motivasi siswa dalam bersaing karena variasi karakter siswa terbatas.
  2. Kurangnya jiwa social pada siswa.[14]





H.  Lembaran Observasi keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
a.  Contoh Observasi keterampilan mengajar kelompok kecil

Nama Guru :.............
Beri tanda √ pada komponen-komponen keterampilan sesuai dengan petunjuk diatas!
1. Tandai keterampilan pengorganisasian yang anda amati !
a. memberi orientasi
b. membuat variasi tugas
c. mengoordinasi
d. membagi perhatian
e. mengkulbinasikan
f. menutup
2. tandai keterampilan membimbing dan memudahka belajar yang anda amati !
a. memberi penguatan
b. supervisi proses awal
c. supervisi proses lanjut
1. interaksi
2. tutoring ( memberi bantuan tambahan)
3. memimpin diskusi
4. sebagai katalisator
d. supervisi pemanduan
3. apakah terdapat rencana yang memadai pada :
   a. penggunaan ruangan
   b. penggunaan alat-alat
   c. penggunaan sumber
   d. gerakan peserta didik
   e. gerakan guru
bila ya, beri tanda √ pada kolom tersebut.
4. apakah tugas
          a. diarahkan dengan jelas
          b. menarik dan mnantang
          c. bertingkat
d. menyediakan kesempatan bagi peserta didik  untuk ikut serta merencanakan

......,.............
                                        Pengamat,


( ............... )[15]














b.    Contoh lembar observasi keterampilan mengajar perorangan

Nama Claon/guru :            hari/tanggal :
Bidang studi    :            sekolah      :
Pokok bahasan   :            kelas        :
No.
Komponen keterampilan
Tanda V
1.
Berkomunikasi antar pribadi
a.    Menunjukkan kehangatan
b.    Menunjukkan kepekaan
c.    Mendengarkan
d.    Merespons
e.    Mendukung
f.    Mengerti perasaan
g.    Menangani emosi siswa


..............
..............
..............
..............
..............
..............
..............
2.
Merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar
a.    Menetapkan tujuan
b.    Merencanakan kegiatan
c.    Memberi nasehat
d.    Membantu menilai


..............
..............
..............
..............
3.
Rencana
a.    Kegiatan setiap orang
b.    Penyediaan alat
c.    Penyediaan sumber
d.    Cara membantu siswa

..............
..............
..............
..............
4.
Cara pendekatan guru
a.    Menyenagkan
b.    Menantang siswa berpikir
c.    Mendorong siswa berpendapat
d.    Mendorong siswa menyelesaikan tugas

..............
..............
..............

..............



                                         Pengamat,



..............[16]
















 DAFTAR FUSTAKA

Abd. Majid, Belajar dan pembelajaran, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2012
Conny Semiawan,dkk,Pendekatan Keterampilan Proses,jakarta:PT Gramedia, 1992
Depertemen Agama RI, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta : Derektorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 2001
Djamarah Syaiful Bahri, Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif suatu pendekaan psikis psikologi, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2005
Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2009
Isjoni, Pembelajaran Kooperatif, Yogyakarta : pustaka pelajar, 2009 
Rohani Ahmad, pengelolaan pengajaran, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2010
Rusman, Model-model pembelajaran mengEmbangkan propesionalisme guru,Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
Sadirman , interaksi dan motivasi belajar mengajar, Jakarta : rajawali pers,  2011
Sukiman Dadang dan Kusmad Mamad, Pembelajaran Mikro, Bandung : Upi press, 2008,
Supriadie Didi dan Darmawan Deni, komunikasi pembelajaran, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2012
Udin. S. Winatapura,dkk, Strategi belajar mengajar, Jakarta : Universitas Terbuka, 2007
Usman Uzer, menjadi guru prepesional, Bandung : PT. Remaja Persadakarya, 2008
Wardani, dkk. Pembinaan Kompetensi Guru Matematika, Jakarta : Universitas Terbuka, 2001

https://areknerut.wordpress.com/2013/01/01/1018/






















[1] Sadirman , interaksi dan motivasi belajar mengajar,(Jakarta : rajawali pers, 2011)Hal 211
[2] Drs. Didi  Supriadie. M. Pd dan Dr. Deni Darmawan. Spd. M. Si, komunikasi pembelajaran, ( Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2012) hlm. 158
[3] Drs. Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag, Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif suatu pendekaan psikis psikologi, ( Jakarta :  PT. Rineka Cipta, 2005) hlm. 163-164
[4] Dadang Sukiman dan Mamad Kusmad, Pembelajaran Mikro, ( Bandung : Upi press, 2008) hlm. 215
[5] Drs. Isjoni, Pembelajaran Kooperatif ( Yogyakarta : pustaka pelajar, 2009 ) hlm. 14-15
[6] H. Udin. S. Winatapura,dkk, Strategi belajar mengajar, ( Jakarta : Universitas Terbuka, 2007) hlm. 8.56
[7] DRS. J.J. Hasibuan, Dip.Ed. dan DRS. Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2009) hlm. 77
[8] Wardani, dkk. Pembinaan Kompetensi Guru Matematika, ( Jakarta : Universitas Terbuka, 2001 ), hlm. 5.34
[9] Abd. Majid, Belajar dan pembelajaran, ( Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2012). Hlm. 302

[10] Semiawan Conny,dkk,Pendekatan Keterampilan Proses,(jakarta:PT Gramedia 1992), hal. 98
[11] Drs. Moh. Uzer Usman, menjadi guru prepesional, ( Bandung : 2008, PT. Remaja Persadakarya ) hlm. 106 - 107

[12] Dr. Rusman, M.Pd, Model-model pembelajaran menegmbangkan propesionalisme guru, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,    ) hlm. 91
[13] Depertemen Agama RI, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Derektorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam,2001) hlm. 87
[14] https://areknerut.wordpress.com/2013/01/01/1018/
[15] Drs. Ahmad Rohani HM., M.Pd, pengelolaan pengajaran, ( Jakarta : PT. Rineka Cipta 2010) hlm. 270-271
[16] Op.Cit. Drs. Moh. Uzer Usman. Hlm. 118

Tidak ada komentar:

Posting Komentar